Jelang Pemilu Kada Tanjab Barat
KUALATUNGKAL- Kontes pesta Demokrasi di Kabupaten Tanjungjabung Barat yang dijadwalkan berlangsung 
pada 21 Oktober akan datang, yang hanya dikuti 2 pasangan calon, hal tersebut sangat rentan terhadap gesekan. Karenanya, diharapkan semua pihak bisa menahan diri.
Hal ini dikatakan Ketua Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Tanjungjabung Barat H Harno Abdullah, Sag kepada Radar Tanjab kemarin. Menurutnya, pada pemilukada kali ini sangat rentan gesekan antara kedua pasang calon bupati. Hal ini karena selain hanya dikuti dua pasang calon, juga keduanya merupakan orang yang pernah memimpin Tanjab Barat.
"Kita berharap, semua kontestan Pilkada Tanjab Barat, bertindak arif dan tak melakukan upaya yang bisa mengarahkan kepada tindakan yang bisa menimbulkan gejolak," ungkapnya.
Dikatakanya, hal ini tak tertutup kemungkinan trik politik para calon, dari "black campaign" hingga persoalan Sara, bakal muncul dan jadi ajang kampanye, dengan maksud untuk menarik perhatian dan simpatisan pemilih.
Bahkan, GP Ansor sebagai organisasi kepemudaan sambungnya, mengharapkan kiranya para kandidat yang akan bertarungpada Pilkada Tanjab Barat mendatang, lebih condong pada upaya pendidikan politik kepada masyarakat.
"Jadi jangan hanya target mencapai kemenangan dan sekaligus menjadi bupati dan wakil bupati Tanjab Barat untuk lima tahun akan datang, namun hendaknya kandidat bisa lebih mengedepankan kepada upaya membuka kran politik, yang saat ini belum secara keseluruhan mengalir kepada masyarakat," ujar mahasiswa magister hukum Unja ini.
Lanjut Harno, hendaknya warga Tanjab Barat ini lebih mengedepankan pemikiran sehat, dengan cara menilai track rekord para calon. Baru kemudian menetapkan pilihan. "Kesemua kandidat ini memiliki rekam jejak dalam perjalanan pemerintahan maupun perpolitikan serta dunia pendidikan. Jadi pilihlah mereka yang terbaik untuk menjadi pemimpin kabupaten ini, lima tahun akan datang," katanya.
Ketika disinggung arah dukungan GP Ansor sebagai organisasi kepemudaan? Ia mengaku, hingga kini tak memberikan dukungan pada salah satu kandidat. Sebab, GP Ansor bukan lembaga dukung mendukung alias netral dari politik praktis.
"Ansor sebagai lembaga kepemudaan tetap netral, baik untuk mendukung dan bahkan menjatuhkan pilihannya pada salah satu kandidat. Dan kalaupun ada warga Ansor yang sudah berada didalam system pemenangan salah satu kandidat, tindakan yang dilakukannya bukan mengatas namakan GP Ansor secara organisasi melainkan tindakan pribadi," tandasnya. (Tim)
Posting Komentar